SBY melihat beberapa prediksi, analisis, dan observasi dari lembaga internasional memiliki objektivitas yang baik dan tidak memiliki kepentingan politik praktis. Majalah Foreign Policy edisi Desember 2010, misalnya, menurunkan artikel berjudul ’Fenomena yang Luput dari Dunia Tahun Ini’. Menurut artikel tersebut, dalam percaturan dunia tahun depan, terdapat 10 fenomena.
“Indonesia disebut sebagai fenomena pertama yang disebut dengan the Indonesian Tiger. Yang intinya, ekonomi kita progressing dan istilah ‘bric’ (Brasil, Rusia, India, China) cepat atau lambat --dan mungkin lebih cepat—harus ditambah ‘i’ satu lagi, yakni Indonesia, sehingga menjadi ‘brici’,” Presiden menjelaskan.
Berikutnya, Presiden merujuk kepada majalah The Economic edisi khusus yang berjudul The World in 2011”. Di majalah tersebut terdapat kolom tentang Indonesia yang disebutkan sebagai memiliki kekuatan ekonomi menuju masa depan. Selanjutnya, World Economic Forum setiap tahun mengeluatkan buku yang berjudul The Global Competitive Mass Report yang membedah daya saing 139 negara.
"Alhamdulilah, dari peringkat 54 kita melompat keatas menjadi ranking 44. Ada cerita bagus di dalamnya, bagaimana Indonesia bisa melompat," ujar Presiden SBY. Kritik terhadap Indonesia berkaitan dengan teknologi,
Selain lembaga-lembaga di atas, Presiden juga menyebut Morgan Stanley, Price Waterhouse Cooper, HSBC UPS, dan National Intelagent Council sebagai beberapa lembaga internasional yang menyuarakan nada serupa. "Potensi Indonesia di masa datang akan cerah," kata SBY.
Sumber : http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2010/12/14/6247.html
http://menujuhijau.blogspot.com/2010/12/indonesia-disebut-sebagai-fenomena.html#ixzz1ARfdOVtT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar