Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkapkan gagasannya tentang "The Greater Jakarta" saat bertemu dengan Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Profesor Akhmaloka di Istana Negara, 11 Januari 2011 yang lalu. Bagaimana sesungguhnya konsep tersebut?
Akhmaloka menjelaskan, The Greater Jakarta merupakan gagasan Presiden SBY yang berangkat dari keinginan untuk membangun Indonesia sebagai negara maju. Berbicara mengenai the new emerging country itu, istilah yang sering digunakan SBY, berarti berbicara tentang industrialisasi, pengembangan teknologi, serta inovasi.
Presiden, kata Akhmaloka, lantas menyinggung mengenai kondisi Ibu Kota Jakarta yang menjadi pusat dari segala macam aktivitas perekonomian. SBY menginginkan agar Jakarta dikembangkan lebih luas lagi dalam arti kegiatan ekonomi itu, bukan wilayah.
"Nah, jadi intinya adalah bagaimana kalau kemudian Jakarta dikembangkan jadi lebih luas dalam arti bukan wilayah, tapi dalam arti sistem perekonomian yang ada di sana, pusat-pusat industrinya, perdagangannya, diperluas," kata Akhmaloka , .
Menurut Akhmaloka, perluasan industri ke kota-kota di luar Jakarta akan membuat kapasitas pertumbuhan ekonomi menjadi lebih besar. Dengan cara itu, Indonesia akan mempunyai penopang untuk menuju ke the new emerging country sebagaimana negara lain seperti Brasil, India, dan China, Korea Selatan, dan Jepang.
Di negara-negara yang sudah lebih dulu berhasil tersebut, lanjut Akhmaloka, pusat pertumbuhannya diperlebar dari sekadar kawasan yang dekat dengan ibu kota. Di Seoul, Korsel, misalnya, 60 persen sumbangan ekonominya berasal dari perdagangan di bagian selatan.
The Greater Jakarta seperti gagasan Presiden, jelas Akhmaloka, juga menyangkut pemindahan pusat pemerintahan keluar dari Jakarta. SBY menyampaikan perlunya pemindahan pusat pemerintahan tersebut, namun belum menjelaskan secara detil.
"Nah, pusat pemerintahan tentu bisa di lokasi yang lain. Di banyak negara antara pusat pemerintahan dan perekonomian juga beda. Di Australia beda, Malaysia ada di Putra Jaya berbeda, kemudian Turki. Banyak yang model-modelnya seperti itu," ucap Rektor ITB 2010-2014 ini.
Apakah yakin ambisi The Greater Jakarta itu terwujud? Akhmaloka mengatakan, tergantung dari tekad bersama masyarakat. Apabila semua komponen bangsa mendukung, tidak menutup kemungkinan, gagasan itu bisa diwujudkan.
"Ya, bisa terwujud kalau semuanya bareng-bareng mewujudkan. Maju dan tidaknya Indonesia tergantung kita semua. Kalau pingin membuktikan Indonesia bisa, semua komponen bangsa semua harus men-support. Dari kami barangkali sisi teknologinya bisa kita support," tutup Akhmaloka.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Triwisaksana pada Jumat 14 Januari, mendesak pemerintah pusat dalam hal ini Presiden SBY, untuk memperjelas konsep The Greater Jakarta dan tidak berhenti pada wacana. Konsep itu juga harus dikomunikasikan dengan pemerintah daerah DKI Jakarta, Banten dan Jabar karena The Greater Jakarta termasuk Purwakarta, Sukabumi dan sekitarnya.
Akhmaloka menjelaskan, The Greater Jakarta merupakan gagasan Presiden SBY yang berangkat dari keinginan untuk membangun Indonesia sebagai negara maju. Berbicara mengenai the new emerging country itu, istilah yang sering digunakan SBY, berarti berbicara tentang industrialisasi, pengembangan teknologi, serta inovasi.
Presiden, kata Akhmaloka, lantas menyinggung mengenai kondisi Ibu Kota Jakarta yang menjadi pusat dari segala macam aktivitas perekonomian. SBY menginginkan agar Jakarta dikembangkan lebih luas lagi dalam arti kegiatan ekonomi itu, bukan wilayah.
"Nah, jadi intinya adalah bagaimana kalau kemudian Jakarta dikembangkan jadi lebih luas dalam arti bukan wilayah, tapi dalam arti sistem perekonomian yang ada di sana, pusat-pusat industrinya, perdagangannya, diperluas," kata Akhmaloka , .
Menurut Akhmaloka, perluasan industri ke kota-kota di luar Jakarta akan membuat kapasitas pertumbuhan ekonomi menjadi lebih besar. Dengan cara itu, Indonesia akan mempunyai penopang untuk menuju ke the new emerging country sebagaimana negara lain seperti Brasil, India, dan China, Korea Selatan, dan Jepang.
Di negara-negara yang sudah lebih dulu berhasil tersebut, lanjut Akhmaloka, pusat pertumbuhannya diperlebar dari sekadar kawasan yang dekat dengan ibu kota. Di Seoul, Korsel, misalnya, 60 persen sumbangan ekonominya berasal dari perdagangan di bagian selatan.
The Greater Jakarta seperti gagasan Presiden, jelas Akhmaloka, juga menyangkut pemindahan pusat pemerintahan keluar dari Jakarta. SBY menyampaikan perlunya pemindahan pusat pemerintahan tersebut, namun belum menjelaskan secara detil.
"Nah, pusat pemerintahan tentu bisa di lokasi yang lain. Di banyak negara antara pusat pemerintahan dan perekonomian juga beda. Di Australia beda, Malaysia ada di Putra Jaya berbeda, kemudian Turki. Banyak yang model-modelnya seperti itu," ucap Rektor ITB 2010-2014 ini.
Apakah yakin ambisi The Greater Jakarta itu terwujud? Akhmaloka mengatakan, tergantung dari tekad bersama masyarakat. Apabila semua komponen bangsa mendukung, tidak menutup kemungkinan, gagasan itu bisa diwujudkan.
"Ya, bisa terwujud kalau semuanya bareng-bareng mewujudkan. Maju dan tidaknya Indonesia tergantung kita semua. Kalau pingin membuktikan Indonesia bisa, semua komponen bangsa semua harus men-support. Dari kami barangkali sisi teknologinya bisa kita support," tutup Akhmaloka.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Triwisaksana pada Jumat 14 Januari, mendesak pemerintah pusat dalam hal ini Presiden SBY, untuk memperjelas konsep The Greater Jakarta dan tidak berhenti pada wacana. Konsep itu juga harus dikomunikasikan dengan pemerintah daerah DKI Jakarta, Banten dan Jabar karena The Greater Jakarta termasuk Purwakarta, Sukabumi dan sekitarnya.
Sumber : http://www.detiknews.com/read/2011/01/16/133041/1547600/10/ini-dia-konsep-the-greater-jakarta-yang-digagas-presiden-sby?9911012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar