Masih dalam rangka nostalgia, ada satu lagi yang menjadi era yang menarik. Adanya lady rocker alias biduanita cadas yang berjaya pada paruh akhir 80an hingga paruh awal 90an. Tapi sebenarnya Lady rocker sendiri sudah mulai ada sejak awal 80an khususnya generasi Reni Djajusman dengan penampilannya yang nyentrik, penuh dengan pernik-pernik seabregnya yang membikin dia mudah dikenali.
Nah, masih ingat tidak kalau Ita Purnamasari (itu yang tahi lalatnya dibawah mata kanan) mengawali kariernya dari festival Lady Rocker tahun 1987 yang diselenggarakan di Surabaya dan menelurkan hits ‘Penari Ular’. Di masanya, Jawa Timur merupakan salah satu basis lady rocker selain Jakarta dan Jawa Barat. Festival-festival rock selalu mencari bibit lady rocker handal dinegeri ini, bahkan banyak biduanita yang pada awalnya menjadi lady rocker atau setidaknya pernah mencoba menyanyikan lagu rock. Setidaknya aliran slow rock, yang tidak perlu banyak jejingkrakan, suara yang ngerock atau lembut sekalian (biar kontras dengan musiknya).
Siapa saja lady rocker Indonesia dimasa lalu?
Sebut saja yang pertama Mel Shandy asal Bandung. Dia kalau nggak salah juara festival rock tingkat nasional dan meluncurkan hits ‘Bianglala’, kemudian album ‘Halusinasi’, dan beberapa hitsnya sempat mencapai puncak tangga lagu khususnya rock. Selanjutnya Anggun C Sasmi yang menggebrak sebenarnya pada tahun 1987 dengan lagu ‘tegang’ yang beraliran rock rancak, dan dua tahun kemudian menelorkan single ‘Mimpi’ serta albumnya yang sukses besar ‘Tua-Tua Keladi’, sampai tahun 1993 sebagian besar lagu-lagu Anggun beraliran Slow Rock.
Yang tidak boleh dilupakan juga adalah Atik CB yang sekarang mukim di Amerika. Wanita asal Kediri ini juga menjejak melalui slow rock, kemudian lady rocker dengan suara oktaf tertinggi, Nicky Astria yang terkenal dengan lagu ‘Jarum Neraka’, ‘Bias Sinar’, ‘Cinta di Kota Tua’ dan lainnya.
Kemudian, siapa lagi?
Mayangsari!!!! Dia mengawali kariernya dari slow rock juga, dan salah satu lagu hitsnya adalah ‘Selamat Malam Cinta’ (1990), tapi sejak pertengahan 90an dia sudah beralih ke musik pop untuk kemudian lenyap total.
Almarhumah Nike Ardilla dengan lagu ‘Seberkas Sinar’ (1989), ‘Bintang Kehidupan’ (1990), ‘Nyalakan Api’ (1990), dan sampai akhir hayatnya dia tetap pada jalur slow rock seperti lagu ‘Sandiwara Cinta’ (1995).
Penyanyi lain yang bisa dibilang lady rocker antara lain Almarhumah Poppy Mercury, Cut Irna, Conny Dio (dengan hits ‘Setitik Air’ tahun 1990) yang sempat berduet dengan penyanyi Malaysia dan terakhir kali menyanyikan single duet ‘Belenggu Pintu Cinta’ (1995), kemudian siapa lagi ya? Oh ya, Hana Pertiwi (artis Sanggar cerita) sempat menelorkan satu album slow rock judulnya ‘Aku Bukan Bocah Kecil’ (1991), serta beberapa lainnya yang muncul dan menghilang.
Tapi sayang, setelah paruh kedua 1990an, para lady rocker perlahan menghilang. Anggun C Sasmi memilih jalur pop dan semi rock di luar negeri, Nicky Astria sudah tidak banyak aktif menyanyi, Mel Shandy dikabarkan sudah menjadi janda beranak dua, dan Ita Purnamasaripun sudah tak lagi aktif menyanyi, sementara penyanyi slow rock lainnya menghilang atau beralih aliran. Setidaknya masa-masa keemasan mereka sangat membekas dalam sejarah musik Indonesia khususnya era akhir 80an dan awal 90an.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar