Penelitian menunjukkan, lebah anggrek akan mengayunkan kaki belakangnya ke depan agar kecepatan terbangnya bertambah. Perubahan posisi kakinya juga menghasilkan gaya angkat sehingga tubuhnya tetap seimbang dan tidak oleng.
"Kaki belakangnya menyerupai fungsi sayap pesawat yang mungkin dapat menjelaskan mengapa mereka dapat mengangkat tubuhnya," kata Stacey Combes dari Universitas California, Berkeley. Ini mungkin dapat mendukung temuan para peneliti sebelumnya yang berhasil menjelaskan mengapa lebah yang memiliki sayap pendek dapat mengangkat tubuhnya yang besar.
Untuk mempelajari mekanisme terbangnya lebih dekat, Combes dan koleganya memaksa lebah terbang di depan pusaran angin. Mereka menarik perhatian lebah-lebah tersebut menggunakan minyak beraroma yang disukai lebah.
Combes dan koleganya menemukan, lebah menggunakan kakinya untuk menjaga kestabilan tubuhnya saat kecepatan terbangnya bertambah. Namun, pada kecepatan tertinggi, keseimbangan tubuhnya tidak stabil meskipun kakinya telah melakukan manuver maksimum. Hal tersebut mungkin disebabkan gaya putar di sekitar kakinya.
"Mereka berputar ke salah satu sisi atau bahkan jatuh dan menabrak tanah," kata Combes. Kecepatan terbang lebah bukan dibatasi kekuatan ototnya atau seberapa cepat batas kepakan sayapnya. Namun, hal tersebut dibatasi kemampuannya mempertahankan keseimbangan saat berada pada kondisi tidak stabil.
Ayunan kakinya dapat menjaga keseimbangan tubuh saat terbang. Manuver ini mirip dengan penari es yang menekuk sikunya untuk mengatur cepat lambatnya gerakan tubuhnya saat berputar.
Dengan memahami mekanisme cara terbang lebah, para insinyur dapat mendesain mesin terabng berukuran kecil untuk menjalankan misi pengawasan. Hasil penelitian ini disampaikan dalam Annual Meeting for the Society for Experimental Biology minggu lalu.
http://tahukahkamu.blogspot.com/2006/04/mengapa-sebagian-lebah-terbang-dengan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar